TEMPO.CO, Osaka - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut bahwa semua pihak yang hadir dalam KTT G20 sepakat untuk mengakhiri perang dagang. Akan tetapi, hingga saat ini belum ada kesepakatan bagaimana caran untuk menghentikan ketegangan itu.
BACA: Promosi ke Pengusaha Jepang, Sri Mulyani Tawarkan Insentif Pajak
"Semua sepakat perlu upaya mengurangi ketegangan perdagangan internasional, namun belum ada kesepakatan bagaimana caranya," kata Sri Mulyani ketika bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan hasil KTT G20 hari pertama di Osaka Jepang, Jumat 28 Juni 2019.
Belum adanya kesepakatan mengenai cara mengatasi perang dagang itu, kata Sri Mulyani, telah menimbulkan ketidakpastian dalam hasil KTT G20 Osaka itu. Padahal, upaya untuk mengurangi ketegangan perdagangan internasional perlu dibahas dalam sesi pertama KTT G20.
"Menyangkut ekonomi global, perdagangan, dan investasi, memang merupakan isu yang sekarang menjadi paling mengemuka dalam pertemuan G20 ini," kata Sri Mulyani.
Menurut Sri Mulyani, proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2019 ini menjadi lebih rendah karena risiko-risiko yang sifatnya negatif telah terjadi. Hal ini sebagai dampak dari ketegangan perdagangan terutama antara AS dan China. "Namun sebetulnya secara menyeluruh penyebabnya adalah munculnya sikap proteksionisme," katanya.
Sri Mulyani menambahkan, Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde menyampaikan bahwa dengan risiko ketegangan perang dagang itu, pertumbuhan ekonomi dunia akan turun 0,5 persen.